Bahasa. Arab dan Cara Belajarnya
Bahasa Arab dan Cara Belajarnya(1)
Agustus 0 3, 2020
Mari belajar bahasa Arab.👍
Bagian 1.
Tentang bahasa Arab:
Telah lampau di masa lalu, pelajaran bahasa Arab yang diajarkan disekolah umum SD, SMP, dan SMA telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, baik ilmu fiqih, tarikh maupun syariah. Maka bahasa Arab hanya diajarkan di pesantren atau sekolah kejuruan Agama saja.
Pada masa sekarang, pelajaran bahasa Arab bisa diikuti baik dari kursus bahasa di masjid (di Tanimulya juga ada), atau lewat internet.
Faedah pengetahuan mengenai bahasa Arab adalah agar lebih memahami ilmu-ilmu dalam kitab suci Al Qur'an dan mengerti saat mengikuti pengajian dan mendengarkan khutbah di masjid.
Adapun untuk mempermudah dalam mempelajari bahasa Arab itu, dapat dilakukan dengan cara pasif, yaitu belajar sendiri dengan bantuan kamus bahasa Arab, atau lewat internet, yang aplikasinya dapat diunduh secara gratis.
Dapat pula jika belajarnya dilakukan secara aktif, yaitu dengan cara visual atau tanya-jawab, tentu dibutuhkan waktu yang lama juga banyak hafalannya, berupa kata-kata yang baru yang ditemukan.
Dengan demikian cara mempelajarinya dapat dilakukan sebagai sambilan atau waktu kapan saja jika ada waktu luang saja.
Faedah lain mempelajari bahasa Arab(walaupun secara pasif), adalah agar supaya menjadi lebih tekun dan khusuk dalam beribadah, walaupun penguasaan bahasa Arab tidak begitu banyak, tetapi selalu digunakan setiap hari dari surat-surat bacaan Al Qur'an itu, saat mengerjakan shalat.
Ilmu bahasa Arab itu sendiri berupa kumpulan kata-kata yang disusun berdasarkan tata bahasa dalam Ilmu Nahwu dan perubahan-perubahan kata dalam kalimat dipelajari dalam ilmu Sharaf. Jadi, ilmu Sharaf itu adalah bagian dari ilmu Nahwu itu sendiri.
Pengantar ilmu Nahwu:
Pernahkah kita berpikir kenapa ada beberapa kata yang sama dalam Al Qur'an tetapi memiliki harakat akhir yang berbeda-beda. Kadang berharakat dhammah, fathah, atau kasrah meskipun untuk kata yang sama. Contohnya lafal Allah.
1. Dalam basmalah, lafal Allah berharakat kasrah:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
bismillāhir-raḥmānir-raḥīm
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi aa Penyayang.
2. Dalam ayat kursi, lafal Allah berharakat dhammah:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَـيُّ الْقَيُّوْمُ ۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ ۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗۤ اِلَّا بِاِ ذْنِهٖ ۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ ۚ وَلَا يَــئُوْدُهٗ حِفْظُهُمَا ۚ وَ هُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
allohu laaa ilaaha illaa huw, al-hayyul-qoyyuum, laa ta`khuzuhuu sinatuw wa laa na`uum, lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, mang zallazii yasyfa'u 'ingdahuuu illaa bi`iznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai`im min 'ilmihiii illaa bimaa syaaa`, wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardh, wa laa ya`uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal-'aliyyul-'azhiim
"Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 255)
3. Dalam ayat lain, lafal Allah berharakat fathah:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِا لصَّبْرِ وَا لصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
yaaa ayyuhallaziina aamanusta'iinuu bish-shobri wash-sholaah, innalloha ma'ash-shoobiriin
"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 153)
Oleh karena itu, mempelajari kaidah seputar perubahan harakat akhir ini begitu penting. Kaidah ini dibahas dalam ilmu Nahwu.
Ilmu Nahwu:
Adalah salah satu cabang dari ilmu bahasa Arab yang membahas tentang bagaimana menyusun kalimat yang sesuai dengan kaidah Bahasa Arab, baik yang berkaitan dengan letak kata-kata dalam suatu kalimat atau kondisi kata(harakat akhir dan bentuk) dalam suatu kalimat.
Ilmu Sharaf:
Selain ilmu Nahwu, ilmu yang wajib dipelajari untuk pemula adalah ilmu Sharaf. Karena, dengan kedua ilmu ini, kita dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara membuat kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Arab resmi.
Adapun bila kita ingin membuat kalimat Bahasa Arab yang Indah, baik dari susunan, pemilihan kata, dan maknanya, atau tinggi nilai sastra nya, maka kita perlu mempelajari cabang Bahasa Arab seperti ilmu balaghah(keindahan bahasa),
Ilmu ma'ani (memahami teks sesuai konteks) dan ilmu 'arudh(syair bahasa Arab).
Apa Perbedaan Ilmu Sharaf dan ilmu Nahwu?:
Fokus pembahasan Ilmu Sharaf ialah pada perubahan kata-kata dari satu bentuk ke bentuk yang lain yang dikenal dengan istilah Tashrif. Dengan ilmu Sharaf, kita bisa mengetahui bentuk kata yang sesuai untuk digunakan dalam kalimat.
Sedangkan ilmu Nahwu fokus pada bagaimana kita merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat yang sempurna, baik dari sisi susunan kata-kata tersebut atau perubahan akhir setiap kata dalam kalimat yang dikenal dengan istilah I'rab.
(Keterangan gambar telah disebutkan dalam video tutorialnya diatas).👍
-------------------------------------------------------------------
Bahasa Arab dan Cara Belajarnya(2)
-------------------------------------------------------------------
Bagian 2.
Tentang Fi'il, Isim dan Huruf-huruf.
1. Apa pentingnya belajar ilmu Nahwu?
Ilmu Nahwu adalah ilmu yang wajib dikuasai oleh pemula untuk bisa memahami kaidah penyusunan kalimat dalam bahasa Arab.
Bahasa Arab memiliki pola kalimat yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Karena, ia tidak hanya berbicara tentang susunan kata dalam suatu kalimat, tetapi juga berbicara keadaan huruf terakhir dari suatu kata yang ada pada kalimat. Bila keadaan huruf terakhir suatu kata berbeda, maka berbeda pula maknanya sebagaimana contoh-contoh yang telah ada di atas.
Sebagai seorang muslim, mempelajari bahasa Arab sudah merupakan suatu keharusan. Bagaimana kita bisa memahami isi kandungan Al Qur'an bila tidak memahami bahasanya?. Bagaimana kita bisa menyelami lautan hikmah dalam hadits-hadits Rasulullah bila bahasa Arab saja kita mengerti?.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّاۤ اَنْزَلْنٰهُ قُرْءٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
innaaa angzalnaahu qur`aanan 'arobiyyal la'allakum ta'qiluun
"Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Qur'an berbahasa Arab, agar kamu mengerti."
(QS. Yusuf 12: Ayat 2)
juga firman-nya:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
بِلِسَا نٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ ۗ
bilisaanin 'arobiyyim mubiin
"dengan bahasa Arab yang jelas."
(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 195)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga berfirman:
قُرْاٰ نًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِيْ عِوَجٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ
qur`aanan 'arobiyyan ghoiro zii 'iwajil la'allahum yattaquun
"(Yaitu) Al-Qur'an dalam bahasa Arab, tidak ada kebengkokan (di dalamnya) agar mereka bertakwa."
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 28)
Umar Bin Khattab berkata:
تعلموا العر بیة ٶاءنةا من دین ینكم
Ya'llamu arobiyata fainaha min diinikum.
"Pelajari Bahasa Arab, karena Bahasa Arab adalah bagian dari Agama kalian"
Al Imam Asy Syafi'i berkata:
من تبحر ٶی النحو اةتدی اءلی كل العلوم
Manis tabakhkharo fii nnahwuh tada ila kulla 'uluumi
"Orang yang menguasai ilmu, maka ia akan dimudahkan untuk memahami seluruh ilmu(Islam)"
Oleh karena itu, marilah kita berdoa kepada Allah, agar kita dimudahkan dalam mempelajari Bahasa Arab agar kita bisa memahami agama kita dengan baik.
2. Mengenal Unsur Penyusun Kalimat.
Seperti yang kita ketahui, kalimat merupakan susunan dari beberapa kata yang memiliki makna. Bahasa Arab memiliki banyak istilah kata yang kurang lebih sama dengan Bahasa Indonesia.
Hanya saja, dalam Bahasa Arab, seluruh kata yang ada bisa dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu Fi'il(kata kerja), isim(kata benda,kata sifat), dan huruf( kata sambung, kata hubung).
Perhatikan contoh kalimat berikut ini:
ذةب زید اءلی المدرسة
Dzahaba Zaidun ila Al madrasyah.
"Zaid telah pergi ke sekolah"
Kalimat di atas memiliki tiga unsur penyusun:
1. Fi'il (kata kerja)
2. Isim (kata benda)
3. Huruf Arab yang memiliki makna.
Untuk contoh di atas "ذةب" (dzahaba), adalah kata kerja(Fi'il), "زید" (Zaidun), dan "ال مدرسة" (Al madrasyah), adalah kata benda (Isim) yang berupa nama orang dan nama tempat, dan "الي"(ke) adalah berarti huruf.
Hanya saja, dari ketiga macam unsur ini memiliki jenis - jenis dan pembagian yang bermacam-macam ragam.
3.Mengenal Fi'il.
Fi'il umumnya dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai kata kerja, seperti كتب ka-ta-ba (telah menulis) dan ءلم A-li-ma (telah mengetahui) adalah berupa Fi'il, atau kata kerja.
Dalam bahasa Arab, kata kerja nya ada 3 jenis yaitu:
1. Fi'il Madhi (الٶءل الماظي).
Fi'il Madhi adalah kata kerja untuk masa lampau yang memiliki arti telah melakukan sesuatu.
Contohnya: كتب ka-ta-ba (telah menulis) atau ءلم A-li-ma (telah mengetahui).
2. Fi'il Mudhari' (الٶءل المظا رغ).
Fi'il Mudhari'adalah kata kerja yang memiliki arti sedang atau akan melakukan.
Contohnya: يكتب yak-tu-bu (sedang menulis) atau يءلم yak-la-mu (sedang mengetahui).
3. Fi'il Amar (ٶءل الءمر )
Fi'il Amar adalah kata kerja untuk perintah.
Contohnya: اكتب Uk-tub (tulislah!) atau اءلم Ik- lam (ketahuilah).
Untuk rumus - rumus perubahan dari Fi'il Madhi ke Fi'il Mudhari' adalah serta Fi'il Amar, dibahas pada Ilmu Sharaf.
Catatan: Semua kata kerja adalah Fi'il, tetapi tidak semua Fi'il adalah kata kerja.
Apa tanda-tanda Fi'il?
Untuk mengetahui jenis kata yang termasuk Fi'il, maka kita bisa mengenali tanda-tanda Fi'il.
Tanda-tanda Fi'il adalah:
1. Didahului huruf "قد" kod.
Huruf قد artinya adalah"sungguh". Contohnya:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
qod aflahal-mu`minuun
"Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,"
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 1)
Maka kata "اءٶلح"(aflahal), merupakan Fi'il atau kata kerja.
2. Didahului"س" Sa.ا Sa adalah "akan". Contohnya:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
سَيَقُوْلُ السُّفَهَآءُ مِنَ النَّا سِ مَا وَلّٰٮهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِيْ كَا نُوْا عَلَيْهَا ۗ قُلْ لِّـلّٰهِ الْمَشْرِقُ وَا لْمَغْرِبُ ۗ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ اِلٰى صِرَا طٍ مُّسْتَقِيْمٍ
sayaquulus-sufahaaa`u minan-naasi maa wallohum 'ang qiblatihimullatii kaanuu 'alaihaa, qul lillaahil-masyriqu wal-maghrib, yahdii may yasyaaa`u ilaa shiroothim mustaqiim
"Orang-orang yang kurang akal di antara manusia akan berkata, Apakah yang memalingkan mereka (muslim) dari kiblat yang dahulu mereka (berkiblat) kepadanya? Katakanlah (Muhammad), Milik Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 142)
Maka kata "يقول" ya-khu-lu adalah merupakan Fi'il atau kata kerja.
3. Didahului oleh huruf "سوٶ " suu-fa.
Huruf "سوٶا" suu-fa artinya juga "Akan". Bedanya adalah huruf dengan "س ", kata suu-fa digunakan untuk waktu yang lebih lama daripada sa.
Contohnya:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ ۙ
kallaa saufa ta'lamuun
"Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),"
(QS. At-Takasur 102: Ayat 3)
4. Diakhiri Ta Ta'nits "ت ".
Ta Ta'nits tidak memiliki arti khusus, hanya huruf tambahan saja. Ta Ta'nits ini merupakan ciri Fi'il Madhi dhomir ةي (hiya).
Contohnya:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
حَتّٰۤى اِذَاۤ اَتَوْا عَلٰى وَا دِ النَّمْلِ ۙ قَا لَتْ نَمْلَةٌ يّٰۤاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْ ۚ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُوْدُهٗ ۙ وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ
hattaaa izaaa atau 'alaa waadin-namli qoolat namlatuy yaaa ayyuhan-namludkhuluu masaakinakum, laa yahthimannakum sulaimaanu wa junuuduhuu wa hum laa yasy'uruun
"Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari."
(QS. An-Naml 27: Ayat 18)
Kata "قالت" (khoalat), diakhiri dengan huruf Ta yang, berharakat sukun (Ta Ta'nits). Maka kata ini termasuk Fi'il.
---------
4. Mengenal Isim.
Isim secara bahasa memiliki arti "yang dinamakan", atau "nama" atau "kata benda". Sedangkan menurut ulama Nahwu, Isim adalah:
كلمة ذلت ءلي مءن في نفسةا ولم تقترن بزمن
"Kata yang mengandung sebuah makna pada dirinya dan tidak berkaitan dengan waktu"
Dari definisi di atas, kita mengetahui bahwa Isim merupakan lawan dari Fi'il dari sisi keterkaitannya dengan waktu. Semua kata yang memiliki kandungan makna yang tidak terkait dengan waktu
(telah, sedang, akan datang), maka kata tersebut termasuk Isim. Karena tidak dibatasi dengan waktu, maka Isim termasuk kata yang paling banyak jumlahnya.
a. Tanda-tanda Isim adalah.
Isim memiliki banyak tanda. Sebagian tanda Isim yang mudah dikenali adalah:
1. Dilekati Alif lam.
Contohnya:
الكتاب القرءن
(Al kitabu, Al Qur'an)
2. Bertanwin.
Contohnya:
قلم باب
(kolamun, babun)
3. Bertemu dengan huruf jar.
Huruf jar dimaksud adalah min dan ila
Contohnya:
سرتو من المسخدی الی البیت
(Sirtu min Al masjid Ilal albaiti)
Aku telah berjalan dari masjid ke rumah'.
b. Pembagian Isim.
Bagi pemula, setidaknya harus memahami pembagian Isim sebagai berikut:
1. Isim berdasarkan jumlah( Mufrad, Tatsniyah, Jamak)
2. Isim berdasarkan jenis(Mudzakar dan Muannats)
3. Isim ditinjau dari kerumunan dan kekhususan( Ma'rifah dan Nakirah)
4. Isim ditinjau dari Keberterimaan tanwin(Munsharif dan Ghairu Munsharif)
5. Isim ditinjau dari perubahan akhir kata(Mu'rab dan Mabniy)
----------
5. Mengenal Huruf.
Huruf (لحرف) secata bahasa memiliki arti huruf seperti yang kita kenal dalam bahasa Indonesia yang ada 26 huruf itu. Sedangkan dalam bahasa Arab kita mengenal ada 28 huruf, yang kita kenal sebagai huruf Hijaiyah.
Akan tetapi, huruf yang dimaksud disini bukan setiap huruf Hijaiyah melainkan huruf Hijaiyah yang memiliki arti seperti:
و ف ب ل س ك
(wa-dan, fa-maka, bi-dengan, li-untuk, sa-akan, dan ka-seperti)
Huruf yang dimaksud disini bukan berarti harus huruf yang disusun dari satu huruf saja, tetapi juga juga disusun dari dua atau lebih huruf yang memiliki makna.
Contohnya:
من الي ءن ءلي في
(min-dari, ila-ke, 'an-dari, 'ala-di atas dan fi-di Dalam)
Bagi pemula, setidaknya harus menghafal dan memahami 3 kelompok huruf, yaitu:
1. Huruf Jar
2. Huruf Nashab
3. Huruf Jazm
Dikarenakan huruf Nashab dan huruf Jazm sangat berkaitan erat dengan Fi'il, maka kedua jenis huruf ini akan dibahas pada bab selanjutnya setelah membahas pola kalimat menggunakan kata kerja(Fi'il).
-----------
Semoga Allah memberikan kemudahan bagi kita untuk taat kepada Nya. Rabbana atinna fidunua Hasanah. Wa fil akhirotiy Hasanah, waqinna adza bannar. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar