**::Virus corona: Jemaah umrah Indonesia di Arab Saudi, 'aman-aman saja dengan pemeriksaan lebih'::**
Virus corona: Jemaah umrah Indonesia di Arab Saudi, 'aman-aman saja dengan pemeriksaan lebih'
Jemaah Indonesia di Arab Saudi yang berangkat beberapa hari sebelum pengumuman kebijakan penangguhan umrah dan ziarah mengatakan mereka menjalankan ibadah dengan lancar namun dengan 'pemeriksaan ekstra'.
Salah seorang jemaah, Natasya Rizki, 26 tahun, mengatakan ia bersyukur bisa menginjakan kaki di tanah suci hanya beberapa hari sebelum pemerintah Arab Saudi mengeluarkan kebijakan penangguhan umrah sebagai langkah pengendalian penyebaran virus corona.
Ia berangkat pada Ahad (23/02) kemarin, dan sudah menjalankan sebagian ziarah.
"Ya Alhamdulillah kita bisa sampai di sini, karena kita pun juga nggak menyangka dan terus prihatin karena juga ada beberapa teman-teman aku yang juga batal untuk berangkat umrah kemarin," katanya kepada BBC News Indonesia, Jumat (28/02).
Natasya mengatakan seiring pemerintah Arab Saudi mengumumkan menghentikan sementara visa ke negaranya, pemeriksaan di pintu masuk kota Mekah dan Madinah menjadi lebih ketat.
- Virus corona: Mungkinkah terinfeksi tapi tidak sakit?
- Umrah dan virus corona: 'Kalau betul-betul batal dan enggak bisa berangkat, minta uang balik'
- Bagaimana Iran menangani penyebaran wabah virus corona yang meningkat pesat?
"Ada beberapa bis yang memang petugasnya masuk ke dalam bis untuk memeriksa kita lagi demam atau nggak. Jadi lumayan ada perubahan, apalagi waktu kita perpindahan itu, dari Jeddah ke pintu masuk Madinah," kata Natasya. Tapi rombongannya lolos.
Selain itu, menurut Natasya, jemaah saling curiga dengan jemaah lain yang sedang mengalami batuk atau flu, kekhawatiran yang terjangkit corona.
Selama perjalanan ziarah di tanah suci, Natasya mengatakan pihak travel telah melakukan langkah pencegahan dengan memberikan masker dan informasi tentang kesehatan.
"Kemarin dari travel kita sendiri dari Multazam itu sudah antisipasi turun pakai masker segala macam. Ya pintar-pintar kita menjaga (kesehatan), karena kita tidak tahu kan banyak warga asing yang datang ke sini, yang mungkin juga kita nggak tahu ya... Wallahu'alam jadi harus pintar-pintar saja menjaga (kesehatan)," tambah Natasya.
Imam Bashori pemilik salah satu travel, yang tengah mengantar 300 jemaahnya mengatakan sejumlah perjalanan antar kota melalui pemeriksaan kesehatan dan identitas.
"Memang ada pemeriksaan lebih ekstra dari pada sebelumnya. Yaitu masing-masing jemaah itu diperiksa seperti kalau masuk ke Indonesia lah. Mengantisipasi masuknya virus," kata Imam.
Selain itu, tidak ada informasi tentang percepatan untuk pemulangan jemaah umrah dari pihak Saudi dan mereka tetap bisa menjalankan ibadah sesuai jadwal.
"Kalau ada perintah dari negaranya (Arab Saudi), biasanya dari yang mengeluarkan visa itu menginformasi. Tapi ini nggak... Sehingga perjalanannya aman-aman saja." kata Imam kepada BBC News Indonesia, Jumat (28/02).
Seperti apa kebijakan pemerintah saat ini?
Sementara itu, Menteri Agama, Fachrul Razi memerintahkan semua pihak terkait tidak membebankan biaya kepada calon jemaah umrah yang telah melakukan pembayaran awal.
"Agar visa yang sudah dikeluarkan, dan tidak dipergunakan dapat diterbitkan ulang atau diperpanjang, tanpa ada biaya tambahan kepada Jemaah," kata Fachrul kepada media di Jakarta, Jumat (28/02).
Berapa banyak yang akan dipulangkan?
Kementerian Agama mencatat calon Jemaah umrah yang tak berangkat pada Kamis (27/02) kemarin sebanyak 2.393 orang.
Sementara itu, sebanyak 1.685 jemaah yang masih tertahan di negara transit saat hendak menuju Jeddah.
"Berasal dari 75 Penyelenggara PPIU dan diangkut oleh delapan maskapai penerbangan," katanya.
Sementara itu berdasarkan Kedutaan Besar RI di Turki, pada Kamis kemarin terdapat 310 jemaah umrah berada di Bandara Istanbul , Turki dengan tujuan Arab yang rencananya akan dipulangkan ke Indonesia.
Di tempat terpisah, juga terdapat 910 jamaah umrah menggunakan Turkish Airlines masih berada di Jeddah.
- Virus corona: Apakah Korea Utara mampu atasi wabah?
- Bagaimana Iran menangani penyebaran wabah virus corona yang meningkat pesat?
- Kasus baru virus corona di luar China meningkat pesat, WHO sebut belum masuk kategori pandemi
Bagaimana biaya pemulangannya?
Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal mengatakan, pihak Turkish Airlines secara bertahap mulai menerbangkan Jemaah yang tertahan ini Indonesia.
"Tanggal 28 Februari 2020 akan diterbangkan ke Jakarta 74 penumpang WNI jamaah umrah dengan TK (Turkish Airlines) 056," kata Iqbal melalui pesan tertulis kepada BBC News Indonesia, Jumat (28/02).
Iqbal menambahkan pihak penerbangan akan mempercepat pemulangan WNI dari Istanbul ke Indonesia dengan menggunakan penerbangan di luar Jakarta, yaitu Denpasar dan Singapura.
Pihak KBRI untuk Turki juga mengeklaim proses pemulangan bebas biaya.
"Untuk proses tersebut dipastikan jamaah tidak akan dikenakan denda atau biaya tambahan apapun," tambah Iqbal.
Jadwal ulang belum tentu dapat jadwal cuti kerja
Calon jemaah umrah asal Solo Raya, Ilham Kurniawan harus menutup harapannya pergi ke tanah suci yang semula dijadwalkan 23 Maret 2020 mendatang.
"Kecewa lah karena sudah dipersiapkan sedemikian rupa terus tiba-tiba batal," kata dia, Jumat (28/2).
Apalagi untuk rencana berangkat umrah itu telah dipersiapkan sejak jauh hari. Seperti halnya persiapan cuti kerja lantaran dirinya merupakan pegawai negeri sipil.
"Kebetulan saya pegawai negeri jadi harus satu bulan sebelum berangkat harus mengurus cuti," ujarnya.
Sementara itu, Resmita Siska, calon jemaah umrah asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan tak punya pilihan untuk menunda keberangkatan ke Mekah karena kebijakan dari pemerintah Arab Saudi terkait isu virus corona.
Padahal jadwal keberangkatannya sudah ditentukan pihak travel, 1 Maret 2020. "Ini kan untuk kebaikan bersama. Karena sifatnya itu force major, jadi harapannya memang untuk nanti reschedule, harapannya dipermudah," katanya saat dihubungi BBC News Indonesia, Jumat (28/02).
Saat ini, Mita bersama suaminya sudah berada di Jakarta, Jumat (28/02).
Ia memesan tiket jauh hari sebelum pemerintah Saudi Arabia mengumumkan penangguhan untuk umrah dan ziarah. Ia berencana berangkat bersama dengan suami, dan kedua orang tuanya yang berasal dari Pekanbaru dan janji bertemu di Jakarta.
Hal yang ia khawatirkan, meskipun akan ada perubahan jadwal ke Arab Saudi, tapi ia tetap harus menyesuaikan jadwal dengan suami.
"Kalau saya pribadi bisa. Tapi suami? Nggak bisa juga. Karena kan kalau pergi harus sama Mahrom (suami) kan. Nggak bisa pergi sendiri," katanya.
Bagaimana tindakan agen travel selanjutnya?
Salah seorang pengelola traval umrah di Jakarta, Ardiansyah mengatakan mempersiapkan pilihan pembatalan dan jadwal ulang bagi kliennya yang sudah terlanjur bayar umrah.
Ardiansyah mengatakan biro perjalanannya sudah punya jadwal memberangkatkan kliennya pertengahan Maret dan April mendatang sekitar 100 calon Jemaah ke Arab Saudi.
"Ini masih menunggu perkembangan terus. Kalau nanti nggak bisa ya, terpaksa kita cancel. Kita paling pengembalian uang seluruh jemaah. Tapi kita masih menunggu updatenya ini ke depannya," katanya.
Apa pun yang terjadi, kata Ardiansyah, pihak travel akan rugi karena menyangkut biaya hotel dan tiket yang sudah dibayar serta peralatan umrah.
"Untuk lain-lain kayak peralatan jemaah itu kan dari kita dari pihak travelnya yang menyediakan dari mulai koper, itu udah dioreder juga," katanya.
Pengelola agen travel lainnya, Ahmad Basir di Balikpapan, Kalimantan Timur memastikan akan menjadwal ulang klien mereka.
"Kita sudah menyampaikan ke calon jemaah kita bahwa ada kondisi seperti ini sehingga kita sudah antisipasi kemungkinan ya mungkin kita reschedule," katanya.
Sementara itu Persaudaraan Pengusaha Travel Umrah Haji Indonesia (Perpuhi) Her Suprabu tak menjamin travel tak memungut biaya tambahan kepada calon jemaah.
Ia mengatakan ini semua tergantung pihak maskapai dan hotel.
"Kalau kita dikasih beban ya otomatis timbul biaya baru. Tapi untuk saat ini belum ada tambahan biaya itu," kata Her Suprabu kepada wartawan di Solo, Fajar Sodiq yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Dengan adanya larangan umrah ke Tanah Suci itu, menurut dia, diperkirakan akan orang melalui embarkasi Solo gagal berangkat.
Ia mengatakan jumlah kliennya yang batal berangkat untuk jadwal Maret sebanyak 300 orang.
"Makanya nanti sejauh berapa pembatalannya. Kalau semakin lama ya otomatis yang kena dampak semakin banyak," kata Her.
Sementara itu, Imam Bashori selaku Wakil Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggaraan Haji dan Umrah (AMPHURI) meminta calon jemaah yang tertunda keberangkatan ke Arab Sudi tak membatalkan perjalanan, melainkan menjadwalkan ulang.
Ia telah mengkonfirmasi pihak penerbangan di antaranya Garuda Indonesia dan hotel di Arab Saudi tak akan mengenakan biaya tambahan untuk penjadwalan ulang.
"Ini win-win solution. Artinya tidak memberatkan jemaah, tidak memberatkan travel," katanya.
Namun, terkait biaya visa, Imam meyakini penangguhan penerbangan ke Arab Saudi hanya akan berlangsung beberapa minggu ke depan, sementara masa berlaku visa selama 30 hari.
"Itu masih dimungkinkan untuk digunakan untuk berangkat," katanya.
Komentar
Posting Komentar