Ciputra Meninggal di Singapura Ini Rekam Jejaknya di Bisnis Properti di Indonesia

Ciputra Meninggal di Singapura Ini Rekam Jejaknya di Bisnis Properti IDNtimes 27 Nov. 2019 07:13 DIIKUTI
Jakarta, IDN Times - Chairman dan Founder Ciputra Group Ir Ciputra meninggal dunia di Singapura, Rabu (27/11) pukul 01.05 waktu setempat. Hingga saat ini jenazah masih disemayamkan di Singapura. Semasa hidup, karier Ciputra moncer di bidang properti. Dikenal sebagai sosok enterpreneurship, ia selalu menanamkan pentingnya kewirausahaan untuk memajukan Indonesia. Dilansir dari berbagai sumber, berikut perjalanan karier Ciputra. 1. Lulus dari ITB, Ciputra mengawali kariernya di Jaya Group
Ciputra, yang memiliki nama lahir Tjie Tjin Hoan, menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Parigi, Sulawesi Tengah. Ketika remaja ia bersekolah di SMP dan SMA Frater Don Bosco di Manado. Setamatnya dari SMA, ia meninggalkan desanya menuju Jawa. Ia kemudian kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada tingkat empat, ia bersama Budi Brasali dan Ismail Sofyan mendirikan usaha konsultan arsitektur bangunan yang berkantor di sebuah garasi. Setelah meraih gelar insinyur pada tahun 1960, Ciputra mengawali kariernya di Jaya Group, perusahaan daerah milik Pemda DKI. Ciputra bekerja di Jaya Group sebagai direksi sampai berusia 65 tahun, setelah itu sebagai penasehat. Di perusahaan tersebut, Ciputra diberi kebebasan untuk berinovasi, misalnya dalam pembangunan proyek Ancol. Kemudian bersama dengan Sudono Salim (Liem Soe Liong), Sudwikatmono, Budi Brasali dan Ibrahim Risjad, Ciputra mendirikan Metropolitan Group, yang membangun perumahan mewah Pondok Indah dan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai. Pada masa itu, Ciputra duduk sebagai direktur utama di Jaya Group dan di Metropolitan Group sebagai presiden komisaris. 2. Tiga group Ciputra sempat terpuruk saat krisis ekonomi
Pada 22 Oktober 1981, Ciputra mendirikan perusahaan bernama PT Citra Habitat Indonesia. Pada 1990, nama perusahaan diubah menjadi PT Ciputra Development. Seiring dengan perkembangan usaha, pada 1994 Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana pada Bursa Efek Indonesia (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta). Pada1997, terjadilah krisis ekonomi. Krisis tersebut menimpa tiga group yang dipimpin Ciputra: Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Selain itu, Bank Ciputra yang didirikannya ditutup oleh pemerintah karena dianggap tidak layak. Tak hanya itu, Asuransi Jiwa Ciputra Allstate yang baru dirintis menjelang krisis pun ikut ditutup. Dengan adanya kebijakan moneter dari pemerintah dan diskon bunga dari beberapa bank, ia pun mendapat kesempatan untuk merestrukturisasi utang-utangnya. 3. Bangkit dari krisis, Ciputra berekspansi dan mengembangkan puluhan proyek
Pada akhirnya, ketiga group tersebut dapat bangkit kembali dan mampu berekspansi usaha di dalam dan ke luar negeri. Pada 1999, anak perusahaan, PT Ciputra Surya melakukan melakukan Penawaran Umum Perdana pada Bursa Efek Indonesia dan selanjutnya PT Ciputra Property pada tahun 2007. Namun pada tahun 2016, PT Ciputra Surya Tbk kembali bergabung dengan Induk, PT Ciputra Development Tbk. Secara konsisten, Perseroan terus menawarkan konsep unik dan modern dalam seluruh arsitektur bangunan yang dikembangkannya. Hal itu menjadi keunggulan tersendiri dalam proyek pengembangan perumahan dan property komersial. Sampai saat ini, Perseroan telah mengembangkan sekitar 76 proyek yang meliputi perumahan, apartemen, pusat perbelanjaan, hotel, lapangan golf, rumah sakit dan perkantoran yang tersebar di lebih dari 33 kota besar di seluruh Indonesia. 4. Ciputra meraih 2 rekor dari MURI dan masuk daftar orang terkaya
Pada usianya yang ke-75, Ciputra memilih untuk mengembangkan bidang pendidikan. Kemudian didirikanlah sekolah dan Universitas Ciputra. Sekolah ini menitikberatkan pada kewirausahaan. Dengan sekolah ini, Ciputra bertujuan untuk menyiapkan para lulusannya menjadi pengusaha. Kiprah Ciputra diapresiasi oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan memberikan dua rekor kepada Ciputra, yakni sebagai wirausahawan peraih penghargaan terbanyak di berbagai bidang dan penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan kepada dosen terbanyak. Ciputra melalui Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) telah memberikan pelatihan entrepreneurship kepada setidaknya 1.600 dosen. Ciputra juga dinobatkan sebagai Entrepreneur of The Year 2007 versi Ernst & Young. Pada 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Ciputra menduduki peringkat ke-27 dengan total kekayaan US$ 950 juta. Artikel ini tidak mewakili pandangan UC BACA SUMBER

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vivo Y17 telah hadir.

Yatekno HPMURAH

Spesifikasi Oppo Real me 2 Pro