Belajar agama: Telah datanglah ajalnya, bukan angan-angannya.

๐ŸŽ†Haalal ajalu, duunal amal.๐ŸŽ† ๐ŸŽ…Terjemah:"Telah datanglah ajalnya, bukan angan-angannya."๐ŸŽ… Maksudnya: Diceritakan bahwa dahulu ada seorang raja di wilayah Hirah bernama Nu'man bin Mundzir. Ia menetapkan dua hari yang dinamakannya hari kenikmatan dan hari kesialan. Siapa saja yang ditemuinya yang pertama kali ia keluar dari istana, apabila jatuh pada hari kenikmatan, pasti diberinya kekayaan yang luar biasa, tetapi apabila jatuh pada hari kesialan, pasti akan dibunuhnya. ๐Ÿ’
Lanjut ๐Ÿ’Pa:da suatu ketika sedang hari kesialan itu tiba, untuk pertama kali ia menemui menterinya sendiri yang bernama 'Ubaid bin Abrash.Nu'man lalu berkata:"Ah, sayang benar saudara, mengapa kita harus bertemu pada hari kesialan ini. Tetapi apa boleh buat. Karena itu mintalah padaku segala yang saudara kehendaki asalkan jangan meminta keselamatan diri, sebab saudara mesti saya bunuh". 'Ubaid menjawab, bahwa diantara seluruh benda di dunia ini hanyalah dirinya sendiri yang lebih berharga. Jadi tidak satupun yang dimintanya, sebab tidak ada gunanya sama-sekali kalau dirinya telah meninggal dunia. Nu'man berkata pula: "Kalau dirimu yang kau inginkan, maka samasekali tak dapat kukabulkan. Kalau begitu, cobalah saudara mengucapkan sesuatu sya'ir untuk kenang-kenangan". 'Ubaid lalu berkata sebagaimana kalimat di atas itu. Tetapi ada cerita lain yang menguraikan asal mula pepatah ini yaitu: Ada seorang pemuda yang bukan main pandainya menciptakan sya'ir-sya'ir yang indah dan bermutu, tetapi ayahnya melarangnya sebab tidak akan kenyang perut seseorang itu hanya dengan menciptakan sya'ir-sya'ir saja dan anaknya itu disuruhnya bekerja keras-keras. Anak penyair itu tertekan jiwanya dan akhirnya sakit keras dan hampir meninggal dunia. Ayahnya lalu berkata:"Baiklah, engkau tidak usah bekerja mulai saat ini dan teruskanlah kegemaranmu bersya'ir itu". Anak itu berkata sebagaimana kalimat di atas. Pepatah ini dikiaskan untuk seseorang yang pada akhirnya dapat memperoleh apa yang dikehendaki, tetapi sudah tidak ada gunanya lagi baginya. Contoh lagi misalnya dua sejoli yang oleh masing-masing orangtuanya dilarang mengikat perkawinan karena sesuatu alasan. Tetapi setelah keduanya atau salahseorang di antatanya sakit keras dan hampir meninggal dunia, cepat cepat orang tuanya memperbolehkan. Belum lagi pernikahan dilaksanakan, si sakit itu sudah menghembuskan nafasnya yang penghabisan..๐Ÿ’ ๐Ÿ’

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vivo Y17 telah hadir.

10 HP Oppo RAM 4 GB harga Rp 1 jutaan, spesifikasi andal

Rekomendasi 10 Smartphone 5G Murah di Indonesia05 Aug 2022 WIB